Tuntutanzaman mengharuskan seorang pelayan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam pelayanan, memiliki teladan yang kuat, serta memiliki ikrar untuk melayani dengan sepenuh hati. Pelayanan yang paling dibtuhkan sekarang adalah perhatian konkrit dari seorang pelayan, di mana pelayan menyadari panggilannya untuk melayani Tuhan dan jemaat-Nya. Saatmenyembah Tuhan, bersukacitalah dengan sepenuh hati. Hidup kita akan menyenangkan Tuhan, jika kita sungguh-sungguh dalam melayani-Nya dan melayani sesama. Keadaan memang tidak selalu mendukung untuk bekerja dengan kesungguhan hati. Namun kita sudah menerima kasih-Nya yang besar, kiranya kita juga menjadi saluran kasih-Nya kepada orang Orangyang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur. Dipanggil Menjadi Guru Penuh Waktu, Bukan Guru Bantu! Terkadang, ada guru yang tidak melayani dengan sepenuh hati. Ia cenderung mengajar asal-asalan, kurang bersemangat, dan suka meninggalkan pelayanannya karena TUHANMENGHENDAKI SETIAP ORANG PERCAYA MELAYANI. Ketika Tuhan memanggil orang-orang pilihanNya, Ia tidak memanggil mereka untuk menganggur saja. Sewaktu kita dilahirkan kembali dan dosa-dosa kita diampuni, darah Tuhan Yesus Kristus menyucikan hati nurani kita (ibrani 9:14), supaya kita dapat "melayani Allah yang hidup". Melayanidengan Hati. Hidup ini pada hakikatnya melayani orang-orang di sekitar kita. Bagi orang tua, hidup melayani anak. Bagi anak, hidup melayani orang tua. Bagi karyawan dan pebisnis hidup adalah melayani customer, baik customer external maupun internal. Bagi pembicara seperti saya, hidup adalah melayani peserta seminar atau training. SABDAwebEf 6:7. Pekerjaan yang kalian lakukan sebagai hamba itu, hendaklah kalian kerjakan dengan hati yang gembira seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia. TSI (2014) Kerjakanlah tugasmu dengan senang hati, karena sebenarnya yang sedang kamu layani adalah Tuhan Yesus— bukan manusia. 4NE6. MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI Dalam melayani TUHAN, diperlukan adanya penyerahan sepenuh kepada TUHAN,dan memang seharusnya demikian,karena setelah kita ini menjadi milik YESUS,dimana kehidupan kita bukan milik kita lagi,tetapi milik TUHAN yang sudah menebus kita bukan milik kita sendiri 1 Korintus 6;19-20. Markus 144-7. Dalam FA ini kita bisa memperhatikan berbagai- bagai pelayanan, dan marilah kita belajar untuk mencontoh yang benar. Simon yang mempunyai rumah,ia adalah seorang Farisi yang disembuhkan dari penyakit kustanyaLukas 736-38,tetapi tidak berbuat apa-apa bagi YESUS,dan sepertinya Simon menerima YESUS hanya sekedar telah menerima kesembuhan, sehingga menjamu YESUS,dan TUHAN menjawab bahwa wanita yang melayani TUHAN dengan minyak dan airmata dan rambut,ini adalah pelayanan yangterbaik. Jadi kalau kita melayani hanya sekedar karena kesembuhan itu jelas kurang berkenan,karena kesem buhan itu bisa didapat dari dokter. Wanita yang meminyaki YESUS,Yesus katakan pelayanan yang baik/terbaik, adalah pelayanan yang berdasarkan pengampunan dosa ini adalah yang baik,dan benar,karena tanpa KORBAN KRISTUS,tidak mungkin terjadi Dengan dasar penebusan TUHAN inilah,kita bisa melayani TUHAN dengan sepenuh hati dan jiwa. Yudas Iskariot..Pelayanan yang hanya mencari keuntungan pribadi,karena tidak pernah mengalami penyucian FA,ia adalah pencuri,hal ini sangat bertolak belakang dengan wanita itu. Peyananan wanita itu menyebarkan keharuman yang memenuhi ruangan,sehingga namanya tertulis dalam Injil TUHAN yang tersiarkan,tanda pelayanan yang berbau harum adalah 2 Korintus 214-17..Pelayanan yang memberitakan secara murni dan pelayan yang tidak mencari keuntungan,karena adalah satu kebahagian jika boleh memberitakan Firman TUHAN. Fipili 317-21..Pelayanan yang berbau harum itu tidak menjadi musuh salib KRISTUS, dan yang diwartakan adalah panggilan menuju Sorgawi,berarti ada kemauan untuk meninggalkan persoalan duniawi. 1 Timotius 112-17. Rasul Paulus menjadi teladan,dan Paulus melakukan ini karena merasakan kemurahan TUHAN, yang telah menebus dosa-dosanya. Inilah pelayanan yang sepenuh hati,karena mempunyai pengalaman pribadi bagaimana TUHAN YESUS menebus hidup kita. Semakin kita merasakan besarnya dosa kita ditebus TUHAN,pasti semakin besar kita juga rindu melayani TUHAN YESUS. TUHAN YESUS MEMBERKATI Semangat AMIEN ”Oh, Yehuwa, ingatlah kiranya bagaimana aku telah berjalan di hadapanmu dengan kebenaran dan dengan sepenuh hati.”​—2 RAJ. 203. NYANYIAN 52, 65 1-3. Apa artinya melayani Yehuwa dengan ”sepenuh hati”? Berikan contoh. KITA semua tidak sempurna dan berbuat salah. Tapi, Yehuwa telah menyediakan tebusan dan siap mengampuni kita. Jadi, jika kita rendah hati dan mau bertobat, kita bisa memohon pengampunan-Nya. Kita dapat yakin bahwa Yehuwa tidak akan memperlakukan kita ”sesuai dengan dosa kita”. Mz. 10310 Meski begitu, kita harus ’melayani Dia dengan sepenuh hati’. 1 Taw. 289 Bagaimana kita bisa melakukannya meski kita tidak sempurna? 2 Kita bisa belajar dari Raja Asa dan Raja Amazia. Kedua raja ini melakukan hal baik, tapi mereka juga berbuat salah karena tidak sempurna. Namun, Alkitab mengatakan bahwa Asa ”sepenuh hati selama masa hidupnya”. 2 Taw. 1516, 17; 251, 2; Ams. 173 Dia selalu berupaya menyenangkan Yehuwa dan mengabdi kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Sebaliknya, Amazia tidak melayani Yehuwa dengan ”sepenuh hati”. Setelah mengalahkan musuh Allah, dia membawa pulang berhala-berhala mereka dan menyembahnya.​—2 Taw. 2511-16. 3 Melayani Allah dengan ”sepenuh hati” berarti benar-benar mengasihi Dia dan mau menyembah Dia selamanya. Dalam Alkitab, kata ”hati” biasanya memaksudkan diri kita yang sebenarnya. Itu termasuk cara kita berpikir, apa yang kita sukai, tujuan hidup kita, dan alasan kita melakukan sesuatu. Jadi bahkan meski kita tidak sempurna, kita bisa menyembah Yehuwa dengan sepenuh hati. Kita melayani-Nya karena keinginan kita sendiri, bukan karena kewajiban atau kebiasaan.​—2 Taw. 199. 4. Apa yang akan kita bahas? 4 Untuk lebih memahami apa artinya melayani Allah dengan sepenuh hati, kita akan membahas kisah Asa dan kisah tiga raja Yehuda lainnya yang setia, yaitu Yehosyafat, Hizkia, serta Yosia. Meski keempat raja itu berbuat salah, Yehuwa tetap mengasihi mereka. Bagi Dia, mereka melayani-Nya dengan sepenuh hati. Mengapa Yehuwa menganggap mereka seperti itu? Dan, bagaimana kita bisa meniru mereka? ASA ”SEPENUH HATI SELAMA MASA HIDUPNYA” 5. Apa yang Asa lakukan saat dia menjadi raja? 5 Asa adalah raja Yehuda yang ketiga setelah bangsa Israel terbagi menjadi kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda. Sewaktu Asa menjadi raja Yehuda, dia bertekad untuk menyingkirkan ibadat palsu dan kebejatan seksual dari kerajaannya. Dia menghancurkan berhala yang disembah orang-orang dan mengusir para pelacur bait. Asa bahkan memecat neneknya dari kedudukan ”ibu suri, karena dia telah membuat berhala yang mengerikan”. 1 Raj. 1511-13 Asa juga menganjurkan orang-orang untuk ”mencari Yehuwa . . . serta menjalankan hukum dan perintahnya”. Asa melakukan segala sesuatu untuk membantu orang-orang melayani Yehuwa.​—2 Taw. 144. 6. Apa tindakan Asa sewaktu orang Etiopia menyerang Yehuda? 6 Selama sepuluh tahun pemerintahan Asa, kerajaan Yehuda damai. Suatu waktu, orang Etiopia menyerang Yehuda dengan satu juta tentara dan tiga ratus kereta perang. 2 Taw. 141, 6, 9, 10 Apa tindakan Asa? Dia yakin bahwa Yehuwa bisa menolong umat-Nya. Jadi, dia memohon kepada Yehuwa agar mereka bisa memenangkan pertempuran itu. Baca 2 Tawarikh 1411. Kadang, Yehuwa membuat umat-Nya menang atas musuh-musuh mereka bahkan sewaktu raja-raja yang memerintah tidak setia kepada-Nya. Dia melakukan hal itu untuk menunjukkan bahwa Dia-lah Allah yang benar. 1 Raj. 2013, 26-30 Tapi kali ini, Yehuwa membantu umat-Nya karena Asa bersandar kepada-Nya. Yehuwa menjawab doa Asa, dan mereka memenangkan pertempuran itu. 2 Taw. 1412, 13 Tapi belakangan, Asa melakukan kesalahan besar sewaktu dia meminta bantuan kepada raja Siria, bukannya kepada Yehuwa. 1 Raj. 1516-22 Meski begitu, Allah tahu bahwa Asa mengasihi-Nya. Asa juga ”sepenuh hati terhadap Yehuwa selama masa hidupnya”. Bagaimana kita bisa meniru teladan Asa?​—1 Raj. 1514. 7, 8. Apa yang bisa Saudara tiru dari Asa? 7 Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah melayani Yehuwa dengan sepenuh hati? Kita bisa merenungkan, ’Apakah saya akan menaati Yehuwa bahkan pada saat sulit? Apakah saya bertekad untuk menjaga sidang tetap bersih?’ Bayangkan sewaktu Asa harus memecat neneknya dari kedudukan ibu suri! Dia pasti harus berani! Kadang, Saudara mungkin perlu bertindak berani seperti Asa. Misalnya, bagaimana jika anggota keluarga atau sahabat Saudara berbuat salah, tidak bertobat, dan akhirnya dipecat dari sidang? Apakah Saudara bertekad untuk tidak lagi bergaul dengan orang itu? Apakah hati Saudara mendorong Saudara membuat keputusan yang benar? 8 Seperti Asa, kita kadang merasa bahwa tidak ada yang mendukung kita. Bisa jadi, teman sekolah atau guru mengejek Saudara karena Saudara adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Atau, Saudara dianggap aneh di tempat kerja karena menggunakan cuti untuk menghadiri kebaktian atau karena jarang bekerja lembur demi mendapat lebih banyak uang. Jika Saudara mengalaminya, bersandarlah kepada Allah, seperti Asa. Saudara perlu berdoa, bersikap berani, dan terus berbuat yang benar. Ingatlah bahwa Yehuwa menguatkan Asa, dan Dia juga pasti akan menguatkan Saudara. 9. Mengapa Yehuwa senang sewaktu kita mengabar? 9 Asa tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Dia mengajak orang-orang untuk ”mencari Yehuwa”. Kita juga membantu orang-orang untuk menyembah Yehuwa. Dia pasti senang sewaktu melihat kita berbicara kepada orang lain tentang Dia. Mengapa? Karena itu menunjukkan bahwa kita mengasihi Dia dan bahwa kita peduli dengan orang-orang dan masa depan mereka! YEHOSYAFAT MENCARI YEHUWA 10, 11. Apa yang bisa kita tiru dari Yehosyafat? 10 Yehosyafat ”terus berjalan menurut jalan Asa, bapaknya”. 2 Taw. 2031, 32 Seperti bapaknya, Yehosyafat mengajak orang-orang untuk tetap menyembah Yehuwa. Dia mengutus orang-orang untuk mengajarkan ”buku hukum Yehuwa” kepada penduduk di kota-kota Yehuda. 2 Taw. 177-10 Dia bahkan pergi ke wilayah kerajaan Israel di utara agar orang-orang di pegunungan Efraim ”kembali kepada Yehuwa”. 2 Taw. 194 Yehosyafat adalah raja ”yang mencari Yehuwa dengan segenap hatinya”.​—2 Taw. 229. 11 Sekarang, Yehuwa ingin agar orang-orang di seluruh dunia belajar tentang-Nya, dan kita semua bisa ikut membantu-Nya. Apakah Saudara bertekad untuk selalu melakukan pekerjaan ini setiap bulan? Apakah Saudara ingin mengajarkan Alkitab kepada orang lain agar mereka bisa melayani Yehuwa? Apakah Saudara mendoakan hal itu? Apakah Saudara rela mengorbankan waktu luang untuk mengajarkan Alkitab kepada orang-orang? Kalau Saudara rela dan berusaha dengan sungguh-sungguh, Yehuwa akan membantu Saudara untuk mempunyai pelajar Alkitab. Selain itu, Yehosyafat berupaya membantu orang-orang untuk melayani Yehuwa lagi. Kita juga bisa berupaya membantu mereka yang tidak aktif. Para penatua juga perlu mengunjungi dan menawarkan bantuan kepada orang yang dipecat dan mungkin sudah bertobat yang ada di daerah sidang mereka. 12, 13. a Saat Yehosyafat takut, apa yang dia lakukan? b Mengapa kita perlu meniru teladan Yehosyafat? 12 Seperti bapaknya, Yehosyafat mengandalkan Yehuwa ketika sepasukan besar tentara datang menyerang Yehuda. Baca 2 Tawarikh 202-4. Pada waktu itu, dia takut dan meminta bantuan Yehuwa. Dalam doanya, dia mengakui bahwa mereka tidak sanggup mengalahkan para musuh. Dia juga mengatakan bahwa dia dan rakyatnya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi, Yehosyafat yakin bahwa Yehuwa akan membantu mereka. Dia berkata, ”Mata kami tertuju kepadamu.”​—2 Taw. 2012. 13 Seperti Yehosyafat, sewaktu ada masalah, kita kadang tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan kita bahkan mungkin takut. 2 Kor. 48, 9 Tapi, ingatlah yang Yehosyafat lakukan. Di hadapan semua rakyatnya, dia berdoa kepada Yehuwa dan mengungkapkan betapa tidak berdayanya mereka. 2 Taw. 205 Kepala keluarga bisa meniru teladan Yehosyafat. Mintalah Yehuwa untuk membantu Saudara dan keluarga agar bisa menghadapi masalah dan tahu apa yang harus dilakukan. Jangan malu untuk menyebutkan hal-hal itu sewaktu berdoa bersama keluarga. Mereka akan tahu bahwa Saudara sangat percaya kepada Yehuwa. Dia menolong Yehosyafat, dan Dia juga akan menolong Saudara. HIZKIA TERUS MELAKUKAN APA YANG BENAR 14, 15. Apa buktinya bahwa Hizkia sangat mengandalkan Allah? 14 Contoh lainnya adalah Raja Hizkia. Dia ”terus berpaut pada Yehuwa” meski ayahnya adalah penyembah berhala. Hizkia ”menyingkirkan tempat-tempat tinggi dan menghancurluluhkan pilar-pilar suci dan menebang tonggak suci”. Dia juga ”meremukkan ular tembaga yang dibuat oleh Musa” karena orang Israel menyembah ular itu. Hizkia benar-benar setia kepada Yehuwa. Dia ”terus menjalankan perintah yang Yehuwa perintahkan kepada Musa”.​—2 Raj. 181-6. 15 Semasa pemerintahan Hizkia, pasukan Asiria yang kuat menyerang Yehuda dan mengancam akan menghancurkan Yerusalem. Raja Asiria, Sanherib, mengejek Yehuwa dan berupaya membuat Hizkia menyerah. Pada masa yang menegangkan itu, Hizkia percaya sepenuhnya kepada Yehuwa dan berdoa memohon bantuan-Nya. Dia tahu bahwa Allah jauh lebih kuat daripada pasukan Asiria. Dia yakin bahwa Yehuwa bisa menyelamatkan umat-Nya. Baca Yesaya 3715-20. Allah menjawab doa Hizkia dengan mengirim satu malaikat untuk membunuh tentara Asiria.​—Yes. 3736, 37. 16, 17. Apa yang bisa Saudara tiru dari Hizkia? 16 Belakangan, Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Pada masa kritis itu, dia memohon kepada Yehuwa untuk mengingat kesetiaannya dan menolongnya. Baca 2 Raja 201-3. Yehuwa mendengar doa Hizkia dan menyembuhkannya. Dari Alkitab, kita tahu bahwa Allah tidak lagi membuat mukjizat dengan menyembuhkan kita atau menambah umur kita. Tapi seperti Hizkia, kita bisa mengandalkan bantuan Yehuwa. Kita bisa mengatakan kepada-Nya, ”Aku memohon kepadamu, oh, Yehuwa, ingatlah kiranya bagaimana aku telah berjalan di hadapanmu dengan kebenaran dan dengan sepenuh hati.” Apakah Saudara yakin bahwa Yehuwa akan selalu mengurus Saudara, bahkan saat Saudara sakit?​—Mz. 413. 17 Apa lagi yang bisa kita tiru dari Hizkia? Kita perlu menyingkirkan apa pun yang bisa mengganggu persahabatan kita dengan Yehuwa atau yang bisa menyimpangkan kita dari ibadat kepada-Nya. Misalnya, banyak yang mengidolakan orang tertentu sehingga orang itu menjadi seperti berhala bagi mereka. Mereka mengagumi selebriti dan orang-orang yang tidak mereka kenal. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk membaca tentang orang-orang itu dan melihat foto-foto mereka. Banyak orang juga sering menggunakan media sosial atau cara lain untuk berkomunikasi melalui Internet. Memang, kita mungkin suka menggunakan cara berkomunikasi seperti itu dengan keluarga atau sahabat kita. Tapi, media sosial bisa menyita banyak waktu kita. Bahkan, kita mungkin mulai merasa diri hebat kalau orang-orang suka dengan foto atau komentar yang kita masukkan di Internet. Atau, kita mungkin tersinggung jika ada yang tidak lagi berteman dengan kita di media sosial. Kita bisa belajar dari teladan Rasul Paulus, Akuila, dan Priskila. Menurut Saudara, apakah mereka menghabiskan waktu setiap hari untuk mencari tahu segala hal yang dilakukan orang-orang, apalagi orang yang tidak melayani Yehuwa? Alkitab mencatat bahwa Paulus ”luar biasa sibuk dengan firman”. Priskila dan Akuila juga sibuk mengabar dan ”menjelaskan secara terperinci jalan Allah dengan lebih tepat” kepada orang lain. Kis. 184, 5, 26 Kita bisa memikirkan, ’Apakah saya mulai mengidolakan orang tertentu seolah-olah mereka adalah berhala? Apakah saya mulai menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak terlalu penting?’​—Baca Efesus 515, 16. YOSIA MENAATI PERINTAH YEHUWA 18, 19. Bagaimana caranya supaya kita bisa seperti Yosia? 18 Raja Yosia juga menaati perintah Yehuwa ”dengan segenap hati”. 2 Taw. 3431 Yosia adalah cicit Hizkia. Saat remaja, ”ia mulai mencari Allah Daud”. Dan saat berumur 20, dia mulai menyingkirkan berhala dari Yehuda. Baca 2 Tawarikh 341-3. Yosia berusaha lebih keras daripada kebanyakan raja Yehuda lainnya untuk menyenangkan Yehuwa. Lalu suatu hari, seorang imam besar menemukan buku hukum Allah di bait. Kemungkinan, buku itu adalah gulungan yang Musa tulis sendiri! Sewaktu buku itu dibacakan kepada Yosia, dia sadar bahwa ada yang masih perlu dia perbaiki untuk melayani Yehuwa sepenuhnya. Dia juga menasihati yang lain untuk melakukan yang sama. Hasilnya, orang-orang ”tidak menyimpang dan terus mengikuti Yehuwa” selama Yosia hidup.​—2 Taw. 3427, 33. 19 Jika Saudara masih muda, Saudara bisa meniru Yosia dan berupaya lebih mengenal Yehuwa dari sekarang. Selain itu, Yosia mungkin belajar dari kakeknya yang bertobat, Raja Manasye, bahwa Yehuwa siap mengampuni. Saudara juga bisa belajar dari orang yang lebih tua dalam keluarga dan sidang Saudara. Saudara bisa mendengar banyak pengalaman dari mereka tentang kebaikan Yehuwa terhadap mereka. Ingatlah juga apa yang Yosia rasakan setelah dia mengetahui isi Tulisan Kudus. Dia sangat tersentuh dan segera membuat perubahan. Dengan membaca Alkitab, Saudara juga bisa tergerak untuk lebih menaati Yehuwa. Hasilnya, Saudara akan lebih akrab dengan-Nya dan merasa lebih bahagia. Dengan begitu, Saudara akan tergerak untuk memberi tahu orang lain tentang Yehuwa. Baca 2 Tawarikh 3418, 19. Karena belajar Alkitab, Saudara juga bisa tahu dalam hal apa lagi Saudara bisa meningkatkan pelayanan Saudara kepada Allah. Seperti Yosia, berupayalah sebaik-baiknya untuk membuat perubahan-perubahan itu. LAYANILAH YEHUWA DENGAN SEPENUH HATI! 20, 21. a Apa persamaan antara keempat raja Yehuda? b Apa yang akan kita bahas dalam artikel berikutnya? 20 Keempat raja Yehuda ini melayani Yehuwa dengan sepenuh hati. Apa yang bisa kita pelajari dari mereka? Mereka bertekad untuk menyenangkan Yehuwa dan menyembah-Nya sepanjang hidup mereka. Mereka mengandalkan Dia saat musuh yang kuat datang menyerang. Dan yang terpenting, mereka melayani Yehuwa karena mereka mengasihi-Nya. 21 Meski keempat raja ini tidak sempurna dan berbuat salah, Yehuwa tetap menyayangi mereka. Dia tahu bagaimana hati mereka yang sesungguhnya dan tahu bahwa mereka sebenarnya sangat menyayangi-Nya. Kita juga tidak sempurna dan bisa berbuat salah. Tapi jika kita melayani-Nya dengan sepenuh hati, Yehuwa akan tetap mengasihi kita. Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas kesalahan raja-raja ini dan pelajarannya untuk kita.

melayani tuhan dengan sepenuh hati